Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) di Kampung Sukanegara turut berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi (RaKor) Bulanan Kelompok Wanita Tani (KWT) se-Kecamatan Bangunrejo pada Kamis, 30 Januari 2025. Acara yang digelar di KWT Anggrek ini dihadiri oleh perwakilan KWT dari berbagai desa, Perangkat Kecamatan, Kapolsek Bangunrejo, Bapak/Ibu Kepala Kampung Sukanegara, PPL Bangunrejo, UPTD dan Korluh Pertanian Kec. Bangunrejo serta masyarakat setempat. Dalam acara Rapat Koordinasi (RaKor) ini Swasembada Pangan menjadi topik penting dalam mencapai ketahanan pangan nasional, yang berarti kemampuan suatu negara untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya secara mandiri. Selain menjadi tuan rumah, kelompok KKN Unila memanfaatkan momentum ini untuk melaksanakan program kerja edukasi pembuatan dan pemanfaatan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai upaya mendukung pertanian ramah lingkungan.
Pada sesi edukasi, tim KKN Unila memaparkan materi seputar POC, mulai dari pengertian, kandungan nutrisi, manfaat bagi tanaman, hingga langkah-langkah pembuatan secara mandiri. Peserta diajak melihat langsung contoh POC yang sudah jadi serta praktik pengaplikasiannya pada tanaman. “POC bisa dibuat dari bahan sederhana seperti limbah rumah tangga (sisa sayur, buah, atau air cucian beras) yang difermentasi. Ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia,” jelas salah satu mahasiswa KKN. Selain itu, mereka juga membagikan sampel pupuk POC catatan agar materi mudah dipahami oleh anggota KWT.
Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif selama sesi tanya jawab. Ibu Nurpinah, Ketua KWT Anggrek, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan anggota kelompoknya. Tak hanya itu perwakilan KWT dari desa lain juga tertarik mengadopsi metode serupa. Kepala Kampung Sukanegara, Bapak Purwanto, turut mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN yang menyelaraskan program dengan agenda pembangunan pertanian berkelanjutan di kecamatan.
Ke depan, tim KKN Unila berkomitmen melakukan pendampingan lanjutan kepada KWT Anggrek dalam memproduksi POC secara mandiri. Mereka juga menyerahkan sejumlah bahan baku dan alat fermentasi sebagai stimulus awal. “Kami harap kolaborasi ini bisa menjadi model bagi KWT lain untuk mengembangkan pertanian organik yang ramah lingkungan dan ekonomis,” tutur Koordinator KKN, Danny Alfiandy. Dukungan dari pemerintah desa dan kecamatan diharapkan dapat memperluas gerakan ini, sehingga kesejahteraan petani khususnya perempuan tani di Kecamatan Bangunrejo semakin meningkat.